
ini kata-kata yang selalu ucapkan begitu menyambangi pulau Belitung...
tidak ada kata-kata lain yang mampu untuk mengungkapkan seberapa jauh aku mencintai Belitung.
hmm... aku memang tidak lahir di Belitung, aku lahir di Jakarta.
tetapi, banyak hal yang mempengaruhi sampai akhirnya aku mau tinggal di Pulau Belitung.
sangat kental dengan adat dan tradisi budaya meski kini, agak sedikit berkurang nilai-nilai nya karena terpengaruh dari dunia luar..
ini adalah sedikit gambaran mengenai budaya dan tradisi urang Belitong..
- Beripat : Sejenis permainan ketangkasan dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul. masing-masing pemain mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Untuk menentukan pemenangnya dilihat dari masing-masing punggung pemain yang luka paling sedikit akibat sabetan rotan. Permainan ini berakhir tanpa menimbulkan dendam diantara sesama pemain. biasanya sebelum permainan ini dimulai, setiap pemain harus menari yang disebut "Nigal" yaitu untuk mencari lawan tanding. Musik pengiringnya dimeriahkan bunyi-bunyian yang terdiri dari musik pukul berupa "kelinang" (gamelan dan gong) serta "serunai" (alat tiup). musik tersebut dimainkan atas sebuah bangunan yang tingginya mencapai 5-6 meter yang di sebut "Balai Peregongan."
- Lesong Panjang : nama dari alat dan permainan itu sendiri. biasanya dimainkan pada saat musim panen padi tiba, alat utamanya adalah sebuah lesonng terb
uat dari kayu pilihan yang bersuara keras dan jernih. Panjang leong bervariasi antara 1 - 1,5 meter dengan diameter 25 cm - 30 cm. Alat untuk memukul lesong dinamakan Alu dan panjang bervariasi dari 75 cm hingga 120cm dengan diameter hingga 6 cm. lesong dibuat dalam berbagai model dan ukuran sesuai selera pemain.
- Campak Darat : Tari Campak merupakan tari khas dari masyarakat pulau Belitong yang merupakan tari hiburan bagi semua lapisan masyarakatnya. tari ini dibawakan oleh dua atau empat orang penari wanita diiringi oleh penari pria bergantian. pria yang ingin turun menari harus memberikan uang yang dicampakkan disuatu tempat/kaleng yang disediakan di depan penari wanita, dari sinilah lahir nama tarian campak. biasanya dalam tarian ini diselingi dengan pantun berbalas diantara penari pria dan wanita sehingga tarian ini akan sangat meriah dan penuh ceria. sebagai alat pengiring tari campak berupa tawak-tawak, gendang, dan biola (piul)
- Maras Taun: maras taun berasal dari kata maras artinya meniris (membersihkan duri halus) sedangkan taun berasal dari kata tahun. Maras Taun diadaka
n setahun sekali oleh masyarakat Belitung baik desa maupun kecamatan sebagai wujud rasa syukur setelah melewati musim panen padi. Maras Taun merupakan pertanggung jawaban dukun kampung kepada masyarakat. Ritual utama dalam upacara Maras taun adalah : Doa awal, Tepong Taw Belitong dan doa akhir atau penutup. Dalam perayaan ini kita bisa menyaksikan kesenian tradisional khas Belitung seperti : Tari Sepen, Nutok Lesong Panjang, dan Ngemping (membuat emping dengan cara menumbuk padi di sebuah lesung dari kay)
- Campak Laut : Tari Campak oleh masyarakat Suku Sawang merupakan tarian suka cita yang biasanya dilaksanakan dalam mengiringi kegiatan upacara ritual Muangjong pada setiap tahun. Tarian ini dilakukan secara berpasang-pasangan baik tua maupun muda. Tari gembira ini diikuti dengan nyanyian diiringi alat musik seperti gong dan gendang. Biasanya dilakukan hingga larut malam dan dimanfaatkan muda-mudi untuk memadu kasih.
- Begubang :adalah kesenian khas Belitung biasanya ditampilkan dalam sebuah upacara perkawinan atau syukuran dengan 2 atau 3 orang pemain, sambil memukul gendang melantunkan pantun nasehat yang saling berkaitan satu sama lainnya. sedangkan para pelaku menari-nari dengan menggunakan sehelai selendang di depan para pemain dan hadirin. Tarian berakhir ketika sang lawan penari memasukkan uang logam (gubang) ke dalam bukor yang telah disediakan. Alat jusik yang digunakan dalam pertunjukan ini berupa gendang dan piul (Biola)
- Betiong : Jenis musik tradisional yang pemainnya saling berbalas dan tidak diiringi tarian. Alat musik yang digunakan 4 buah gendang, tawak-tawak serta piul (biola) . Pantun betiong keluar begitu saja dari para pemain apabila pantunnya tidak berbalas dari lawan maka permainan berakhir. pihak tidak membalas pantun dinyatakan kalah. Isi dari pantun yang dilantunkan memiliki makna macam-macam bisa berupa pantun percintaan atau pantun sindiran bagi tuan rumah.
- Upacara Adat "Ritual Muang Jong" (masyarakat Suku Sawang) : Berarti membuang atau melepaskan perahu kecil ke laut. Perahu kecil tersebut berbentuk kerangka yang di dalamnya berisikan sesajian dari "ancak" yaitu rumah-rumahan juga berbentuk kerangka yang melambangkan tempat tinggal. tradisi budaya ini secara turun temurun dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Suku Sawang di Kabupaten Belitung menjelang musim Tenggare pute (tenggara). sekitar bulan Juli, Agustus atau September. Dimana angin dan ombak laut pada bulan tersebut sangat ganas dan mengerikan. Gejala alam seperti ini dianggap suatu pertanda bahwa mereka (suku Sawang) sudah waktunya mengadakan persembahan kepada penguasa laut (dewa laut) lewat ritual Muang Jong dengan tujuan memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang akan menimpa selama mereka mengarungi lautan lepas untuk menangkap ikan. Prosesi upacara berjalan dengan sakral dan panjang biasanya memakan waktu 3 hari 3 malam sesuai dengan peraturan-peraturan adat yang ada dalam upacara dan harus mereka penuhi. keseluruhan prosesi upacara dipimpin oleh seorang dukun atau pemuka adat.
- Dul Mulok : kesenian tradisional Belitong yang berkembang di Kecamatan Membalong. Dul Mulok merupakan Drama Tradisional dalam bahasa Melayu Belitong yang membawakan cerita rakyat setempat diiringi dengan musik tradisional seperti gendang dan biola, syair cerita Dul mulok ini berasal dari syair Abdul Mulok.
- Nirok Nanggok : acara penangkapan ikan secara masal yang masih dilaks
anakan oleh masyarakat Desa Belantu, Kembiri di bagian selatan pulau Belitong. Acara ini, hanya diadakan pada musim kemarau panjang antara bulan September sampai dengan Oktober. Pada Musim kemarau banyak sungai-sungai menjadi surut dan di salamnya terdapat banyak ikan. alat yang digunakan
- Begambus : merupakan jenis musik tradisional dalam nuansa islami yang sering ditampilkan dalam berbagai acara kesenian rakyat dan selamatan di Belitung. Syair yang dinyanyikan berisi petuah. Alat musik yang sering dipakai yaitu Gambus, gendang, dan tawak tawak. sebagai pengiring dari kesenian Begambus ini biasanya diiringi tari Sepen.
- Stambul Fajar : jenis musik kroncong berirama stambul, adat kebiasaan musi
k ini dimainkan pada tengah malam sampai terbit fajar, maka kesenian tersebut dinamakan stambul fajar. Stambul fajar ini biasanya dimainkan menjelang perayaan perkawinan alat musik
yang digunakan seperti gitar, biola (piul) dan uku lele. salah satu kelompok Stambul Fajar yang dikenal adalah Stambul Fajar yang berasal dari kecamatan Selat Nasik
Adat Cina juga sangat kental di Belitung. karena banyak nya pedagang dan pebisnis dari cina yang dulu nya datang dan singgah di pulau Belitung sehingga melahirkan adat dari cina di kepulauan Belitung. contohnya kesenian barongsai di Belitung. dan kesenian-kesenian lainnya.